Malam ini, sepertinya aku kehilangan rasa percayaku yang dulu pada diriku sendiri. Aku juga tidak mengerti apa yang terjadi. Semuanya terasa gelap dan abstrak. Aku merasa bahwa aku yang dulu sangat jauh berbeda dengan aku yang sekarang. Sempat terfikir kalau kecepatan kajian emosionalku telah menurun drastis mencapai 8 giga byte per secon. Tidak perlu penjelasan yang mendalam, aku juga sudah tahu bahwa kalian semua pasti memahami apa maksudku berkata demikian. Tentu saja masalah ini tidak terkait dengan kehilangan kewajaran tetapi hampir saja mendekati. Itu yang lebih tepat. Belakangan hari ini, aku selalu terkena amnesia sehingga terkesan aneh dan ceroboh dalam bertindak. Aku heran mengapa aku bisa seperti ini. Egoku kian hari menyusup dan sedikit demi sedikit berubah menjadi kebiasaan buruk. Semuanya menjadi rumit. Bahkan rumus fisika hanya bisa termenung bodoh tanpa bisa menyelesaikan hal konyol ini. Pandangan Trias Politica -Check and Balance- pun nggak bakalan bisa menyempurnakan bagian-bagian kewajaranku yang telah luluh-lantah. Sungguh, ini membuatku sangat tragis. Jujur, aku nggak pernah tahu, apakah soal perasaan yang udah buat segalanya jadi nggak jelas. Di setiap sisi aku kelihatan stuck. Nggak ada orang yang tahu dengan keadaanku saat ini. Satu orang pun tidak ada, kecuali Tuhan Yesus. Hanya Dia yang tahu. Terkadang, aku bingung untuk menceritakan diriku sendiri. Aku seakan tidak dapat terbaca oleh siapa pun. Saat mata mulai terbenam dan kejenuhan membendungi wajah, aku pun lupa kapan semestinya aku harus terbit dari kegelapan dan hembusan angin menyesatkan. Hentakan-hentakan amarah yang terluap selalu membuatku semakin takut. Apakah kalian semua tahu saat ini ketakutanku telah membuat hidupku kelam? Rasa sakitku semakin mengambang seraya aku meremangi kejadian itu lagi. Kebahagiaan selama ini ternyata hanya bernilai nol. Aku juga bisa menangis. Aku juga bisa merasakan sakit bila tersakiti. Aku tahu bahwa kesalahanku bertindak begitu fatal. Aku tidak perlu dipenuhkan tapi aku perlu pengertian. Hanya sedikit yang aku harapkan. Andai saja kalian tahu, aku hanya ingin kehidupan yang lebih baik dan tidak dilumpuri hitam seperti ini. Beberapa hari terakhir hanya bisa kuhabiskan di dalam kamar dengan kehanyutan yang amat dalam. Tidak pernah sadar mengapa aku seketika bisa tertawa bahkan terlukis tak ada masalah. Sementara nurani berkata lain. Tuhan, aku ingin menggoreskan lirih air mataku di kedua tanganku. Aku tidak ingin bersanding lebih lama lagi dengan kepedihanku saat ini. Tidak ingin lagi memendam gelisah di ruangan persegi 3 x 3 yang menyesakkan ini. Hanya tidur dalam tenang untuk waktu 2,5 jam saja yang tersisa sebagai harapanku dalam kamar buram ini.
Saat kuhancur hati kudatang pada-Mu
Kau beri kekuatan dan b'ri penghiburan
Saat tak seorang pun dapat kuandalkan
Kau yang memberi jalan, Kau yang menuntunku
Saat ku tak mengerti dalam hidup ini
Namun firman-Mu selalu menerangiku
Engkau yang buatku kuat lewati semua
Engkau pertolonganku tempat harapanku
Tuhan.. Ku percaya janji-Mu dalam hidupku
Kau b'ri kemenangan
Tuhan.. Kau selalu setia di dalam hidupku
Kau berharga bagiku
Kaulah jaminanku dalam hidupku
Saat ku tak mengerti dalam hidup ini
Namun firman-Mu selalu menerangiku
Engkau yang buatku kuat lewati semua
Engkau pertolonganku tempat harapanku
Kupercaya janji-Mu ya Tuhan
Kau beri kekuatan dan b'ri penghiburan
Saat tak seorang pun dapat kuandalkan
Kau yang memberi jalan, Kau yang menuntunku
Saat ku tak mengerti dalam hidup ini
Namun firman-Mu selalu menerangiku
Engkau yang buatku kuat lewati semua
Engkau pertolonganku tempat harapanku
Tuhan.. Ku percaya janji-Mu dalam hidupku
Kau b'ri kemenangan
Tuhan.. Kau selalu setia di dalam hidupku
Kau berharga bagiku
Kaulah jaminanku dalam hidupku
Saat ku tak mengerti dalam hidup ini
Namun firman-Mu selalu menerangiku
Engkau yang buatku kuat lewati semua
Engkau pertolonganku tempat harapanku
Kupercaya janji-Mu ya Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar